Jangan Dijambak atau Dicaci Maki, Begini 3 Cara Elegan Menghadapi Pelakor
TABLOIDBINTANG.COM - Isu pelakor alias ‘perebut laki orang’ kerap dibicarakan. Tak hanya itu, beberapakali viral video pelabrakan pelakor, mulai dari hanya perang kata-kata sampai jambak-jambakan. Tapi apakah ini cara terbaik membuat para pelakor jera?
Menurut psikolog dari Pusat Informasi dan Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Anna Margaretha Dauhan, tindakan seperti itu belum tentu dapat membuat pelaku selingkuh jera.
“Bersikap agresif kepada orang ketiga bisa saja membuat dia jera, tetapi belum tentu dapat mengubah kebiasaan pasangan kita berselingkuh. Masih ada kemungkinan hal yang sama (perselingkuhan) terjadi lagi di masa mendatang baik dengan orang yang sama atau berbeda,” Anna memperingatkan.
Psikolog sekaligus konsultan hubungan dari Rapport Relationship, Dr. Jennifer Rhodes mengatakan bahwa bertindak secara impulsif atau meledak-ledak memiliki risiko yang dapat merugikan Anda. “Kebanyakan orang bertindak impulsif. Padahal kemarahan belum tentu menyelesaikan masalah. Terlebih jika kecurigaan Anda belum mempunyai dasar yang kuat. Pikirkan kembali langkah yang harus Anda tempuh. Jangan sampai kemarahan Anda membuat segalanya menjadi hancur total,” ujarnya. Lalu bagaimana mengatasinya?
Setiap orang pasti memiliki pilihan dalam menyelesaikan suatu masalah. Anda punya pilihan antara menghadapi perselingkuhan dengan emosi atau dengan cara yang kalem dan berkelas. Anna mengemukakan ada beberapa cara yang lebih elegan untuk menghadapi pasangan yang berselingkuh.
1. Tahan diri, jangan langsung bereaksi
Hal pertama yang perlu dilakukan ketika mengetahui atau memergoki pasangan Anda berselingkuh adalah menenangkan diri dan jangan terburu-buru mengambil tindakan reaktif. Atur napas dan cobalah untuk menggunakan prinsip praduga tak bersalah, karena bisa jadi kecurigaan Anda salah. Kumpulkan bukti-bukti. Lalu berpikir sejenak untuk memikirkan langkah terbaik. Kalau perlu Anda bisa bertanya kepada teman atau orang terpercaya untuk memberi pilihan langkah yang harus diambil.
“Jika memang mau, Anda bisa mendatangi pasangan Anda dan si terduga perebut pasangan tersebut. Perkenalkan diri secara baik-baik dan libatkan diri dalam pembicaraan sembari mengamati interaksi mereka. Bila ada yang membuat Anda tidak nyaman, bicarakanlah kepada pasangan Anda pada kesempatan terpisah,” saran Anna.
2. Mencoba berdiskusi dan mengevaluasi hubungan
Perselingkuhan terjadi bukan karena faktor si pelakor saja tetapi juga karena adanya respon dari pasangan Anda. Jadi Anda harus berbicara kepada pasangan Anda baik-baik, untuk mengetahui apa yang menyebabkan dirinya memutuskan mengkhianati hubungan kalian.
“Orang yang dikhianati akan memposisikan diri sebagai korban. Namun penting bagi para pasangan untuk mengevaluasi kembali hubungan kasih mereka. Bagaimana interaksi dengan suami atau istri selama ini? Apakah ada aspek yang perlu ditingkatkan dalam hubungan mereka? Hal tersebut penting untuk mengetahui penyebab masalah, demi meminimalisasi situasi yang dapat memicu perselingkuhan terjadi lagi,” terangnya.
3. Berpikir matang untuk mengambil keputusan terbaik
Luka dari pengkhianatan kadang terlalu dalam untuk membuat kita bisa bersikap tenang, apalagi untuk menyembuhkannya. Namun sebelum marah-marah dan memutuskan berpisah pikirkan terlebih dahulu, dampak apa saja yang akan Anda terima. “Pikirkan apakah masih ada niat untuk kembali dan memperbaiki keretakan yang ada? Atau apakah memang tidak ada jalan untuk memperbaikinya? Namun satu hal yang harus dipertimbangkan adalah perceraian akan berdampak pada anak dan keluarga kedua belah pihak. Status finansial, rencana masa depan dan sebagainya juga harus dipikirkan dengan matang. Bila perlu, mintalah bantuan profesional seperti konselor pernikahan untuk mendapatkan solusi terbaik,” tutupnya.